4 Pria Pencipta Peristiwa Heboh di 2011

Di negara yang sarat masalah, setiap tahun selalu saja ada kejadian yang membuat masyarakat menggeleng-gelengkan kepala, mengurut dada, atau tersenyum dan tertawa. Indonesia memang penuh dinamika. Apalagi karena praktik kuropsi telah begitu sistemik dan sulit diberantas.

Pada 2011 lalu, sejumlah tokoh dan individu berkelamin laki-laki yang berhasil mencuri perhatian publik dan menggelitik emosi serta perasaan mereka. Ini lah empat dari mereka yang menurut Sang Pemburu Berita menciptakan berita  yang mampu mencuri perhatian publik.

1. Muhammad Nazaruddin


Inilah lelaki paling menghebohkan pada 2011. Ia sempat minggat pada akhir Juni 2011 karena merasa kasus suap pembangunan Wisma Atlit di Jakabaring, Palembang, yang membelitnya, sarat rekayasa sehingga hanya dia saja yang akan ditangkap dan dipenjara. Selama menjadi buruan Interpol hingga ditangkap di Cartagena, Kolombia, pada 12 Agustus 2011, Nazar "bernyanyi". Ia menyebutkan siapa saja yang terlibat kasus itu agar mereka juga ditangkap dan diadili, yakni Ketua Umum Partai Demokrat Annas Urbaningrum, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, anggota DPR RI dari Partai Demokrat Angelina Sondakh, anggota DPR RI dari Partai Demokrat Nirwan Amir, dan lain-lain.

Hingga kini, saat persidangannya masih digelar di Pengadilan Tipikor, Nazaruddin masih saja "menyanyi", namun sayangnya belum satu pun orang-orang yang namanya ia sebutkan, ditangkap, apalagi diadili seperti dirinya.


2. Djohar Arifin


Ketika terpilih menjadi Ketua Umum PSSI pada 9 Juli 2011, banyak kalangan berharap Djohar dapat menjadikan PSSI sebagai lembaga kredibel yang mampu memajukan sepakbola Indonesia yang terpuruk selama dua kali kepimpinan Nurdin Halid. Namun, harapan tinggal harapan karena Djohar justru membuat persoalan di PSSI kian kisruh. Jika di era Nurdin Halid Indonesia Primer League (IPL) dianggap ilegal dan yang sah adalah Indonesia Super League (ISL), kini sebaliknya. ISL lah yang dianggap ilegal.

Kisruh PSSI di tangan Djohar dipicu oleh kebijakan Djohar menambah anggota klub peserta Divisi Utama dari 18 klub menjadi 24 klub. Penambahan ini dianggap melanggar statuta PSSI hasil rapat di Bali. Selain itu, saham kepemilikan PSSI di PT Liga Indonesia juga dinaikkan menjadi 99%, sementara untuk klub-klub hanya 1 %. Para penentang Djohar yang tergabung dalam Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) berencana menggelar kongres luar biasa (KLB) pada Maret 2012 mendatang untuk menggulingkan Djohar.


3. Pong Harjatmo


Aktor senior Indonesia ini berkali-kali mengejutkan publik dengan aksinya yang cenderung nyeleneh. Karena kesal melihat kelakuan anggota DPR RI dan kasus korupsi yang kian menggila, pada 30 Juli 2011 Pong memanjat gedung DPR dan mencorat-coret atapnya dengan tulisan "Jujur, Tegas, Adil". Mengejutkan, karena aktor kawakan ini telah lama hilang dari jagat pemberitaan, dan tiba-tiba muncul dengan aksi yang sama sekali tidak berhubungan dengan profesinya sebagai bintang film.

Pada 23 Juli 2011, Pong kembali beraksi di sela-sela pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrat 2011 di gedung Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Di situ ia membentangkan spanduk bertuliskan “Brantas Korupsi atau Bubar Saja”. Aksi Pong sempat menyulut amarah peserta Rakornas karena Pong menyinggung Ketua Dewan Pembina PD, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai presiden yang kurang tegas.

Pada 19 Agustus 2011, Pong kembali beraksi. Ia mendatangi Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dengan memakai kaus putih bertuliskan 'Jujur, Adil, dan Tegas, membawa tabung gas 3 kilogram berwarna hijau, dan kentongan. Untuk aksinya ini, Pong ingin mengingatkan SBY bahwa dia harus mampu bertindak seperti yang ditulisnya. Namun, Pong dihalau Paspampres dan polisi.

Terakhir, Pong mendampingi warga korban kasus sengketa lahan di Desa Sodong, Sumatera Selatan, dan Register 45, Lampung, yang berdampak pada tewasnya warga kedua desa itu. Kasus sengketa ini kemudian dikenal dengan kasus "Pembantai Mesuji".


4. Prijanto

Menjelang tutup tahun 2011, Wagub DKI Jakarta ini membuat keputusan mengejutkan; mengundurkan diri karena tak sanggup lagi bermitra dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Surat pengunduran diri mantan Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu disampaikan kepada Kementerian Dalam negeri pada Jumat 23 Desember 2011, dan ditembuskan kepada Gubernur Fauzi Bowo. Banyak yang menyesali keputusannya ini. Ia bahkan dianggap tidak konsiten karena sebelum masa bhaktinya tuntas pada Oktober 2012, ia justru menanggalkan amanat yang diberikan rakyat Jakarta pada Pemilukada 2007. Namun Prijanto berkilah, ia mundur demi kebaikan warga Jakarta juga, karena selama menjadi Wagub, ia tak dapat bekerja optimal.

Bukan rahasia, hubungan Prijanto dengan Fauzi Bowo memang tidak harmonis. Anggota DPR RI Tantowi Yahya yang juga berencana maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pemilukada Juli 2012 mendatang, mengatakan; mundurnya Prijanto merupakan puncak ketegangannya dengan Fauzi Bowo.

"Selama ini Prijanto sebagai wakil gubernur merasa kurang diberi peran oleh Fauzi Bowo," kata Tantowi seperti dilansir Tribun News.

0 komentar:

Posting Komentar