2011, 2 Pejabat Pemerintahan di Indonesia Mengundurkan Diri

Prijanto.
Jelang tutup tahun 2011, kabar mengejutkan datang dari Pemprov DKI Jakarta; Wagub Prijanto menyatakan mundur dari jabatannya. Dengan demikian, berarti pada 2011 ini ada dua pejabat pemerintahan yang dengan ikhlas melepaskan jabatan empuknya.

Surat pengunduran diri mantan Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu disampaikan Jumat 23 Desember 2011 kepada Gubernur Fauzi Bowo. Media Indonesia Online melansir, purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) itu memutuskan lengser keprabon karena tak tahan bermitra dengan Fauzi Bowo.

Ketika ditemui sejumlah wartawan di kediamannya, Jalan Denpasar Raya Blok C17, Jakarta, Minggu 25 Desember 2011, Prijanto mengaku kalau dirinya sebenarnya telah berniat mengundurkan diri sejak dua tahun lalu, namun ia urungkan dengan pertimbangan karena banyak yang mendukungnya untuk tetap menjabat sebagai Wagub hingga masa jabatannya selesai pada Oktober 2012.

Ketika ditanya apakah pengunduran dirinya ini terkait dengan rencananya untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) pada Pilkada Juli 2012 mendatang, ia menampiknya. Ia juga membantah kalau mundur karena memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Fauzi Bowo.

"Perlu saya tegaskan, pengunduran diri saya tidak terkait hal itu semua. Ini demi kebaikan masyarakat banyak, termasuk demi kebaikan Pak Fauzi Bowo, karena saya tidak tahan bermitra dengannya," tegas dia.

Prijanto tak mau menjelaskan secara detil apa yang membuatnya tak tahan bermitra dengan Fauzi Bowo, namun demikian ia mengaku bahwa sebelum membulatkan tekad untuk mundur, ia sempat berfikir apakah ada gunanya jika ia tetap menjadi Wagub dengan kondisi seperti yang harus ia hadapi selama ini?

Niat Prijanto untuk maju pada Pilkada bukan lagi sebuah rahasia. Begitupula ketidakharmonisannya dengan Fauzi Bowo. Bahkan ketidakharmonisan itu tanpa sungkan diungkap Prijanto dalam buku berjudul "Andaikan Aku atau Anda Gubernur Kepala Daerah' yang dilaunching pada 12 Desember 2011 lalu.

Menurut Tantowi Yahya, anggota Komisi I DPR RI yang juga maju sebagai cagub DKI pada Pilkada 2012 mendatang, mundurnya Prijanto merupakan puncak ketegangan antara mantan Aster KSAD itu dengan Fauzi Bowo.

"Selama ini Prijanto sebagai wakil gubernur merasa kurang diberi peran oleh Fauzi Bowo," katanya seperti dilansir Tribun News.


Sebelumnya, pada 5 September 2011, aktor Dicky Chandra juga mundur dari jabatannya sebagai wakil bupati Garut karena tidak dapat seiring dan sejalan dengan Bupati Garut Aceng Fikri. Dicky resmi kembali menggeluti dunia entertainment setelah surat pengunduran dirinya dikabulkan Kementerian Dalam Negeri pada 5 Desember 2011.

Keberanian Prijanto dan Dicky untuk melepas jabatan empuk yang dapat membuat mereka kaya dengan cepat, perlu dihargai dan dihormati, bahkan diacungi jempol, karena berarti mereka masih dapat bekerja dengan hati nurani. Jika kita memang tidak dapat maksimal bekerja untuk rakyat yang memilih untuk duduk di pemerintahan, memang sebaiknya mundur, karena pejabat pemerintahan digaji dari hasil jerih payah rakyat yang disetorkan melalui beragam jenis pajak.

Saat ini terlalu banyak pejabat di Indonesia yang tidak tahu malu. Meski dianggap tak becus kerja atau ketahuan korupsi, tetap saja bercokol di jabatannya dengan beragam dalih. Bahkan jika ketahuan korupsi dan diseret ke pengadilan, beragam cara dilakukan untuk membuktikan bahwa dirinya bersih. Caranya, dengan menyuap jaksa dan hakim agar dinyatakan tak bersalah dan divonis bebas. Nau'dzubillahiminzalik!

0 komentar:

Posting Komentar