Jalur Kereta Bogor-Jakarta Terancam Chaos

Warga kelas menengah bawah yang bermukim di kawasan Bogor dan sekitarnya kini resah. Pasalnya, setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghapus kartu tanda berlangganan bulanan (KTB) untuk kereta ekonomi per satu Desember 2011, tahun depan kereta kelas rakyat itu bahkan akan dihapus.

Menurut Sanjaya (25), warga Cilebut, Bogor, kebijakan itu akan menyengsarakan dirinya dan teman-temannya yang biasa naik kereta ekonomi setiap hari untuk pergi dan pulang kerja. Apalagi karena penghapusan kereta ekonomi hanya disertai penurunan tarif kereta commuter line sebesar Rp500, sehingga tarif commuter line jurusan Bogor-Jakarta dan sebaliknya yang saat ini sebesar Rp7.000, hanya turun menjadi Rp6.500.

"Ini sangat memberatkan, karena itu berarti setiap hari untuk ongkos kereta pergi pulang saja saya harus mengeluarkan Rp13.000. Kalau sebulan, berarti Rp390.000. Memang kita bisa membeli KTB commuter line, tapi harganya di atas Rp200.000-an. Sekarang saja, dengan tarif Rp7.000, harga KTB commuter line mencapai Rp278.000," keluhnya.

Sanjaya mengaku, ia hanya 'kuli' di kawasan pertokoan Mangga Dua, Jakarta Utara, dengan penghasilan di bawah Rp1 juta/bulan.

"Saya berharap PT KAI lebih punya hati, karena PT KAI merupakan BUMN. Itu artinya, layanan publik harus lebih diutamakan dibanding keuntungan," katanya.

Hal senada disampaikan warga lain yang juga biasa naik kereta ekonomi setiap hari. Di antara mereka bahkan ada yang yakin jika PT KAI benar-benar menghapus kereta ekonomi pada 2012, maka jalur Bogor-Jakarta akan chaos karena tak semua penumpang kereta ekonomi akan berdiam diri 'disakiti' PT KAI.

"Selama ini PT KAI selalu berdalih kalau tarif dinaikkan, juga rencana penghapusan kereta ekonomi, akibat merugi. Yang benar saja. Setiap hari penumpang kereta melimpah ruah, sehingga berdiri pun susah. Kalau memang rugi terus, berarti sistem, manajemen dan orangnya yang salah. Jangan penumpang dikambinghitamkan," sungut Ralian (27), warga Bojong Gede, Bogor.

Warga meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit investigasi terhadap manajemen PT KAI untuk mengetahui dengan pasti apa sebenarnya yang membuat PT KAI rugi. Mereka yakin, seperti juga yang terjadi di banyak BUMN, PT KAI pasti rawan korupsi.

0 komentar:

Posting Komentar